ANALISA NATRIUM TETRABORAT (BORAKS) DALAM PRODUK MAKANAN (BAKSO)
ANALISA NATRIUM TETRABORAT (BORAKS) DALAM PRODUK
MAKANAN
Natrium Tetraborat (Na2B4O7.10H2O)
adalah campuran garam mineral dengan konsentrasi yang cukup tinggi, yang
merupakan bentuk tidak murni dari boraks. Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan
kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks
berbentuk serbuk kristal putih, tidak berbau, tidak larut dalam alkohol, PH :
9,5.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan
rupa yang bagus, misalnya bakso, kerupuk bahkan mie basah yang berada di
pasaran. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan
empuk, teksturnya bagus dan renyah. Asal tahu saja, gelas pyrex yang terkenal
kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks.
Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam
borat.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan
tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun)
sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya
diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang
terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan
tinja, serta sangat sedikit melalui keringat.
contoh makanan yang sangat lazim di temukan Boraks
Daging ikan dapat dibentuk kekuatan gel dengan melalui
tahapa,yakni lunaknya daging ikan yang sudah ditambahkan garam 2-3% akan
merubah protein myofibril menjadi sol.hal ini terjadi karena adanya reaksi antar protein aktin dan myiosin membentuk aktinmiosin pada saat
ini lumatan daging ikan akan membentuk pasta
dan apabila dibiarkan beberapa saat setelah dilakukan
pelumutan maka daging akan dilakukan perlakuan panas pada suhu
500 akan menjadi pemanasan mencapai 600 (Agustin
,2008).
Prinsip pengolahanikan
dasarnya bertujuan melindungi dari pembusukan
dan kerusakan,selain itu juga
untuk memperpanjang daya awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan,pengalengan merupakan salah
satu bentuk pengolahan dan pengawetan
ikan secara modern yang dikemas secara praktis dalam suatu wadah(Adawyah,2007).
Boraks bukan hanya menganggu
enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Sering
mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan
ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi,
apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan
kematian.
Cara
Mengenali Bakso yang Mengandung Boraks
1. Warna
Dari segi warna, bakso yang mengandung
boraks memiliki warna yang cenderung terang kekuningan dan seperti karet. Sedangkan
bakso yang sehat alias tidak mengandung boraks memiliki warna yang cenderung
gelap. Meskipun begitu, cara ini tetap harus membutuhkan kejelian tinggi untuk
bisa membedakannya.
2. Aroma
Berbeda
dengan bakso berboraks, bakso yang masih alami memiliki aroma daging yang khas.
Sedangkan bakso yang terdapat boraks di dalamnya aromanya cenderung ke arah
bahan kimia.
3.
Kekenyalan
Bakso boraks
biasanya berstektur sangat kenyal seperti karet. Apabila akan dibelah
menggunakan sendok, bakso serasa akan melompat dan tidak mudah pecah.
Sebaliknya dengan bakso berborak, bakso yang masih alami teksturnya jika
ditekan akan sangat emuk dan mudah pecah. Selain itu jika dibelah bakso tanpa
borak akan terlihat serat-serat di bagian belahan pada bakso.
4.
Daya Pantul
Bakso boraks
seperti karet, jika dipantulkan akan menghasilkan beberapa pantulan seperti
halnya bola karet. Berbeda dengan bakso non boraks, bakso ini jika dipantulkan
hanya akan menghasilkan sekali pantulan.
5.
Rasa
Bahan kimia
jika dirasakan rasanya pasti pahit. Jika bahan kimia boraks dicampurkan ke
bakso pasti ada sedikit rasa pahit pada bakso. Selain itu bakso tanpa borak
rasanya cenderung netral dan seperti rasa bakso pada umumnya dengan rasa daging
sapi yang khas.
Saat ini
semakin sulit untuk memilih bahan makanan, baik bahan mentah seperti buah dan
sayur mayur, maupun makanan yang sudah siap saji. Banyak produsen nakal yang
ingin meraup banyak keuntungan tanpa mempedulikan risiko kesehatan yang mungkin
timbul. Regulasi pengawasan dari pemerintah yang belum optimal membuat kita
sebagai konsumen untuk proaktif dalam memilih makanan bagi keluarga.
Paling aman
adalah memasak sendiri di rumah, namun terkadang kita ingin juga sekali-sekali
jajan di luar atau karena alasan praktis tidak sempat memasak sendiri jadilah
makan makanan di luar.
Cara ideal
untuk mengetahui keamanan bahan makanan tentu saja dengan pemeriksaan di
laboratorium. Makanan yang memiliki ijin edar resmi dari institusi pemerintahan
terkait relatif lebih aman daripada yang belum memiliki ijin edar. Pada saat
pendaftaran semua komponen produk yang dicantumkan disertai hasil pemeriksaan
laboratorium oleh laboratorium yangmemperoleh sertifikasi. Jadi memilih dan
mengonsumsi pangan yang berlabel dan memiliki izin lembaga berwenang lebih terjamin
keamanannya selagi wadahnya tidak berubah dan dalam batas sebelum kadaluarsa.
Masalahnya
tidak semua produk bisa kita lihat atau bahkan tidak memiliki nomor ijin edar,
seperti jajanan yang biasa kita temui di pasar atau kantin sekolah. Bahan
makanan yang memiliki ijin edar biasanya yang bisa tahan lebih dari tujuh hari
sehingga makanan basah dan gorengan dipastikan banyak sekali yang tidak
memiliki nomor registrasi ini.
Memilih bahan
makanan yang aman membutuhkan pengetahuan yang relatif sederhana dan kita juga
harus mengajarkan pengetahuan ini ke anak-anak kita. Anak-anak menjadi sasaran
empuk para produsen nakal. Anak-anak sering terkecoh dengan warna yang menarik
dan bentuk yang cantik. Langkah awal memilih bahan makanan yang aman bisa
dengan menggunakan ketajaman indra yang kita miliki dengan diliat, dicium
aromanya, dipegang dan dirasakan.
Jika melihat
tayangan investigasi di media banyak ulah produsen bahan makanan yang membuat
kita geleng-geleng tak percaya. Ada 4 bahan berbahaya yang sering disalahgunakan
yaitu formalin, boraks, pewarna rhodamin
B dan methanyl yellow (pewarna tekstil).
Comments
Post a Comment